About Valentine's Day
Label:
ABG
- Kamis, 11 Februari 2010
HARI-HARI mendekati perayaan Valentine’s day, di mana-mana terlihat serba pink. Boneka, permen coklat, bunga, dan parfum semakin diobral harganya karena barang-barang ini banyak diburu orang sebagai hadiah Valentine. Mall-mall pun jadi latah, seolah-olah tak mau ketinggalan mempermak tokonya dengan nuansa Valentine. Padahal, tak jarang loh mereka itu adalah kaum muslimin yang seharusnya tahu kalau Valentine itu bukan merupakan budaya Islam.
Asal mula Valentine’s day itu sebenarnya adalah dari budaya Pagan (menyembah api). Perayaan ini sebagai penghormatan terhadap dewi cinta, kesuburan dan wanita yang bernama Juno Februata. Orang-orang Romawi mengadakan festival Pagan tempat laki-laki dan perempuan dijodohkan dalam sebuah perayaan erotik dengan menuliskan nama masing-masing di sebuah kotak.
Masuknya agama Kristen, merubah tradisi nama-nama gadis yang biasanya dimasukkan ke kotak menjadi nama para pendeta. Dari sini kemudian, banyak perbedaan pendapat tentang asal mula Valentine’s day. Salah satu legenda yang paling terkenal yaitu mengaitkan Valentine’s day sebagai sebuah upaya untuk menghormati pendeta yang bernama St. Valentine yang berani menentang Kaisar Claudius II demi membela sepasang pemuda-pemudi yang sedang jatuh cinta. Saat itu adalah masa perang sehingga Kaisar mengeluarkan kebijakan bahwa seharusnya setiap pemuda membela bangsa dan negara di medan perang bukan malah enak-enakan menikah. Pendeta ini dieksekusi mati pada tanggal 14 Februari dan untuk menghormati keberaniannya, maka dia diberi gelar Santa. Hari kematiannya pun diabadikan sebagai peringatan hari Valentine.
Menurut versi yang lain, Kaisar memenjarakan Pendeta Valentine seumur hidup. Di penjara itulah si Pendeta jatuh cinta pada anak perempuan sipir penjara. Setiap menulis surat untuk kekasihnya itu, selalu tercantum ‘Your Valentine’ di akhir surat. Kebiasaan inilah yang kemudian ditiru oleh banyak orang di hari Valentine khususnya para pemuda di Amerika ketika mereka saling berkirim surat dengan kekasih masing-masing.
Penjelasan di atas jelas bin gambling banget tentang asal-muasal Valentine’s day yang memang merupakan budaya kaum kafir. Masa iya kamu sebagai generasi muslim yang cerdas mau ikut-ikutan aktivitas yang gak jelas manfaatnya itu? Ih…enggak banget!
Bersabda Rasulullah SAW, “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk dari mereka." (HR. Abu Daud).
Tasyabbuh berarti meniru atau mencontoh, menjalin, mengaitkan diri, dan mengikuti. menyerupai orang-orang kafir dan orang-orang yang menyelisihi Rasulullah SAW dalam hal akidah, ibadah, perayaan/seremonial, hari-hari besar, kebiasaan, ciri-ciri khas, dan akhlak yang merupakan ciri khas bagi mereka. Dalam hal ini, tasyabbuh adalah ikut-ikutan merayakan hari raya atau perayaan yang tidak ada tuntunannya dalam Islam. Apalagi hari Valentine ini jelas-jelas diadakan untuk memperingati matinya pendeta Valentine. Tak ada alasan apa pun deh bagi kamu untuk cari-cari pembelaan supaya bisa ikutan Valentine’s day.
Intinya, jangan mau jadi generasi bebek yang bisanya cuma ikut-ikutan saja. Karena kamu sekarang sudah tahu asal-muasal Valentine’s day ini, maka dengan tegas kamu bisa katakan ‘NO’ bagi siapa pun yang mengajakmu merayakannya. Bahkan sebisa mungkin kamu harus menyadarkan mereka yang masih saja latah ikut-ikutan perayaan kaum kafir ini agar segera kembali ke jalan yang benar. Caranya gimana?
Dakwah donk! Tak akan ada kebaikan yang tersampaikan dan kemungkaran yang terjauhkan tanpa adanya dakwah. Bukan Pak Haji dan Bu Hajjah atau ustadz/ustadzah saja yang boleh berdakwah, tapi kamu pun sebagai individu muslim wajib berdakwah. Kata Rasulullah, meskipun hanya satu ayat saja tetap harus kita sampaikan agar rahmatnya Islam bisa dirasakan oleh semua orang.
So, hindari tasyabbuh terhadap kaum kafir dan tetap semangat dakwah ya. Itu baru remaja muslim yang cerdas. Seeepp dah... ^_^
[ria fariana/voa-islam.com]
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar